Prabu Siliwangi dan Presiden Jokowi Sama-sama Getol Bangun Infastruktur


Rizki86 - Saat memimpin Kerajaan Sunda, Prabu Siliwangi getol membangun infrastruktur.

Kebijakan ini pun ditiru Presiden RI,  Jokowi.

Selengkapnya, ada tiga kebijakan Prabu Siliwangi ditiru Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Meski tidak ada kaitan secara langsung, namun banyak kemiripan kebijakan yang diambil Prabu Siliwangi ditiru Presiden Jokowi.

Prabu Siliwangi yang menjabat tahun 1482 sampai dengan 1521 atau hanya 39 tahun dikenal getol membangun infrastruktur.

Hingga Kerajaan Sunda kian maju dan digdaya.

Hal itu, juga sama dilakukan Presiden Jokowi yang di periode pertama maupun kedua getol membangun infrastruktur.

Kesamaan pertama, Prabu Siliwangi membangun Pajajaran Highway atau Tol Pajajaran yang menghubungkan Kerajaan Galuh dan Pakuan Pajajaran.

Pengerasan jalan dari atau sekarang Ciamis ke Pakuan Pajajaran atau Bogor, barangkali sekarang bisa disamakan dengan  akses jalan tol.


Sama-sama Getol Bangun Jalan Tol

Jalan ini menurut Amir Sutaarga adalah “Pajajaran Highway” atau jalan tol-nya zaman Pajajaran. Prasasti Batu Tulis Bogor sedikit menyebutkan proyek pengerasan jalan.

Sutaarga menyebutkan bahwa rute Highway Pajajaran adalah: Kawali, Talaga, Karangsambung, Tomo, Cisalak, Jalancagak, Sagalahérang.

Kemudian, Wanayasa, Cikao, Tanjungpura, Warunggedé, Cibarusah, Cileungsi, Pakuan Pajajaran (Bogor) .

Bila dilihat petanya di zaman sekarang ini, Jalan Tol Pajajaran melewati Kabupaten Ciamis, Majalengka, Sumedang, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan Bogor.

Sementara Presiden Jokowi juga getol membangun jalan tol. Salah satunya adalah terhubungnya Pulau Jawa atau Trans Jawa.

Persamaan kedua adalah pemindahan ibu kota. Di awal kepemimpinannya, Prabu Siliwangi berhasil menyatukan dua kerajaan yakni, Galuh dan Sunda.

Selanjutnya melebur menjadi Kerajaan Sunda. Di masa inilah, Sri Baduga Maharaja melakukan pemindahan ibu kota negara dari Kawali ke Pakuan Pajajaran.


Sama-sama Pindahkan Ibu Kota Negara

Pada saat Sri Baduga Maharaja berkuasa (1482-1521 Masehi), dilakukan rekonstruksi tata kota di Pakwan Pajajaran.

Hal ini dilaŕèè memiliki èkelebihan dari sisi pertahanan dan keamanan yang sangat urgent.

Saat itu, pasca runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda juga banyak menerima pengungsi para pejabat, keluarga bangsawan dan rakyat Majapahit yang meminta perlindungan.

Pemindahan ibu kota ini, juga sedang dilakukan Presiden Jokowi.

Dari DKI Jakarta menuju ke Panajam Paser di Pulau Kalimantan. Yang dinamai Nusantara.

Kesamaan ketiga adalah getol membangun bendungan. Prasasti Batutulis menceritakan bahwa Sri Baduga memperbaiki kota dan memperkokoh pertahanan dengan membuat parit.


Sama-sama Getol Bangun Bendungan

Kemudian membangun telaga yang disebut Talaga (Wa)Rena Mahawijaya atau Sanghiyang Rancamaya, lengkap dengan sebuah pulau di tengah danau yang bernama Bukit Badigul.

Selain itu Talaga (Wa)rena Mahawija berfungsi sebagai pengendali bencana banjir yang terjadi di wilayah hilir yaitu Sunda Kalapa (Jakarta sekarang).

Pembangunan bendungan dan parit ini sangat penting bagi Pajajaran yang komoditas utama perdagangannya adalah sayur dan buah.

Seperti diketahui, pembangunan infrastruktur yang dilakukan Presiden Jokowi salah satunya adalah pembangunan bendungan.

Pembangunan bendungan tersebut ditujukan untuk pengendalian banjir dan mengatasi masalah pengairan di areal pertanian.

Apa yang telah dilakukan oleh Sri Baduga sangat penting untuk direnungkan terutama oleh para pemegang kekuasaan dan pembuat kebijakan.

Karena bagi para pemimpin penting untuk berpikir secara luas serta belajar dari sejarah para pemimpin di masa lalu.

Sri Baduga Maharaja menjabat tahun 1482 sampai dengan 1521 atau 39 tahun atau dalam 5 tahunan sekitar 8 periode.

Sementara Presiden Jokowi kini banyak diisukan dengan tiga periode. Apakah kesamaan yang keempat? Ups!

Lebih baru Lebih lama

News